Beberapa hari yang lalu aku mengikuti sebuah live streaming youtube yang membahas tentang memberikan kesempatan kerja bagi disabilitas dan orang yang pernah mengalami kusta. Topik ini sangat menarik dibicarakan karena sampai saat ini orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) masih mendapatkan stigma buruk di masyarakat.
Sebagai masyarakat yang cerdas seharusnya tidak bersikap demikian, dan semestinya memberi perlakukan yang sama seperti insan normal lainnya. Sebagai informasi Indonesia termasuk negara yang menduduki peringkat ketiga dalam kasus penderita kusta terbanyak di dunia, setelah India dan Brazil. Perlu ditegas ini bukan lah sebuah prestasi yang bisa kita banggakan melainkan sebuah teguran untuk kita harus berupaya agar angkanya semakin turun hingga kasusnya nihil.
Acara bincang ruang publik ini ini di selenggarakan oleh KBR berkolaborasi dengan NLR Indonesia yang di pandu oleh pembawa acara Mas Rizal Wijaya dan mengundang beberapa narasumber yaitu Mas Angga Yanuar sebagai Manager Proyek Inklusi Disabilitas NLR Indonesia, Mba Zukirah Ilmiana sebagai Owner PT Anugrah Frozen Food dan Mas Muhamad Arfah - Pemuda OYPMK Asal Gowa, Sulawesi Selatan.
“Kusta adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri dan masuk termasuk dalam penyakit tropikal (tropis) yang terabaikan. Secara umum kusta merupakan penyakit kulit yang apabila tidak segera di temui dan di lakukan penanganan akan mengakibatkan beberapa kondisi yang apabila terlambat dalam penanganan bisa menyebabkan disabilitas. Karena kusta menyerang saraf tepi dimana fungsi sensorik motorik dan juga saraf-saraf otonom itu akan terpengaruh sehingga bisa menyebabkan deformitas atau kelainan struktur tubuh dan mempertinggi tingkat disabilitas seseorang.” - Angga Yanuar (Manager Proyek Inklusi Disabilitas NLR)
Seperti yang dipaparkan mas angga, saat ini masyarakat sangat perlu sebuah edukasi agar tahu tentang bahaya penyakit kusta yang bisa menyebabkan disabilitas dan juga tidak memberikan stigma negatif atau mendiskriminasi OYPMK. Karena di Indonesia sendiri masih ada 9 Provinsi yang belum menyatakan terbebas dari penyakit kusta dan pertumbuhan kasus penderita kusta per tahunnya masih di angka 15 ribu hingga 17 ribu orang. Stigma negatif dan tindakan diskriminatif kepada OYPMK merupakan tindakan yang salah, karena mereka juga makhluk sosial yang punya hak dan keinginan maju dan berkembang.
Stigma negatif terhadap OYPMK mungkin didasari oleh adanya mitos yang berkembang di masyarakat. Beberapa pernyataan berikut ini merupakan mitos yang telah menyebar:
- Kusta adalah Kutukan
- Kusta Tidak Bisa Disembuhkan
- Kusta Tidak Bisa Dicegah
- Penderita Kusta Harus Dikucilkan
- Kusta Hanya Menyerang Lansia
- Kusta Pasti Menimbulkan Cacat
Dengan segitu banyaknya jumlah kasus per tahunnya, maka OYPMK pun pasti bertambah banyak. Jika stigma negatif terus kita biarkan maka, mereka pasti akan sulit berkembang di masyarakat. Padahal mereka juga butuh perkerjaan untuk menyambung hidup. Jadi jika di daerah sekitar kamu yang masih ada kasus diskriminasi terhadap OYPMK dan disabilitas sebaiknya segera laporkan ke pejabat yang berwenang.
Sehingga kita bisa memberikan kesempatan kerja yang sama bagi OYPMK dan disabilitas. Tak jarang mereka yang memiliki kekurangan pasti memiliki kelebihan yang mungkin berguna bagi sekitar kita. Banyak kok orang di sekitar kita yang punya predikat penyandang disabilitas berprestasi.
Stigma negatif merupakan perilaku diskriminatif yang kerap dialami para penderita kusta di seluruh dunia terutama di Indonesia. Penderita kadang merespon dengan menyembunyikan penyakit kustanya karena takut untuk di jauhi di lingkungan sekitarnya. Menurut saya, dengan adanya isu tersebut harusnya kita sebagai masyarakat memberikan energi-energi positif terhadap OYPMK dan khususnya juga kepada penyandang disabilitas.Persolaan budaya dan stigma di masyarakat menjadi masalah besar yang melahirkan ketidakadilan, kesenjangan dan dalam pemenuhan hak-hak terhadap kawan-kawan penderita kusta dan penyandang disabilitas.
PT Anugerah Frozen Food menjadi salah satu perusahaan yang dipercaya untuk menerima magang disabilitas. Perusahaan ini masuk dalam program kerja inklusif katalis yang diinisiasi oleh NLR Indonesia bersama organisasi di Sulawesi Selatan.
“Awalnya mereka diterima magang karena mereka sudah mendaftar di beberapa perusahaan, akan tetapi ada juga beberapa perusahaan di Bulukumba itu ada yang menolak kawan-kawan dari disabilitas untuk pemagangan di perusahaannya. Nah pada saat itu salah satu penyandang disabilitas bertemu dengan saya dan meminta untuk di terima magang di perusahaan saya. Jadi dengan senang hati dan saya juga berterima kasih dengan adanya mereka di perusahaan karena itu bisa membantu dalam melakukan pekerjaan di perusahaan.” - Zukirah Ilmiana (Owner PT Anugrah Frozen Food)
Apa yang di lakukan mba Zukirah tersebut merupakan salah satu dukungan dan tanggungjawab sebagai masyarakat yang di sadari atau tidak ini menjadi tanggung jawab sosial dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Nah tindakan seperti itulah yang harusnya kita sebarkan di masyarakat agar OYPMK dan disabilitas tidak merasa dikucilkan sehingga mampu berkarya dan bersaing dengan masyarakat normal lainnya.
Nah selanjutnya seorang narasumber yang juga merupakan pemuda OYPMK menceritakan pengalaman pedih yang diterimanya saat masih berstatus penderita kusta dalam masa pengobatan sewaktu ia kelas 3 SMP. Beberapa stigma negatif yang ia terima berupa ejekan karena waktu itu kulitnya sangat hitam gelap disertai belang-belang di muka. Setiap di sekolah ia selalu di ejek oleh temannya dengan sebutan monster, roti gosong. Sehingga ia merasa sangat sedih dan membuat ia jarang sekolah.
Coba kamu bayangkan hal itu terjadi pada kalian? Tidak enak bukan? Itulah pentingnya kita sebagai masyarakat harus memberikan dukungan dan energi positif saat penderita kusta menjalai pengobatan. Karena penyakit kusta itu bisa di sembuhkan bila cepat di ketahui dan segera di tangani dengan baik.
Saat ini mas Arfah sudah bekerja sebagai salah satu staf admin magang di Kantor SATPOLPP Kota Makasar, Sulawesi Selatan. Dan terlihat ia kini tampak lebih bahagia menjalani kehidupannya setelah sembuh dari kusta berstatus OYPMK.
“Saat ini kulit saya sudah sembuh, sudah baik. Dan sudah berani testimoni di depan dan kepada teman-teman OYPMK bahwa kita bisa sembuh seperti saya. Jangan takut untuk berobat, tetap percaya diri karena kita punya kelebihan masing-masing dan kita semua sama” - Muhamad Arfah (Pemuda OYPMK Asal Gowa, Sulawesi Selatan)
Jadi sudah siap kah kamu merubah stigma negatif menjadi dukungan energi positif kepada OYPMK dan disabilitas? Mari kita bersama-sama membangun Indonesia yang bebas kusta dan diskriminasi sosial dengan memberikan kesempatan kerja untuk mereka sehingga mereka bisa ikut andil dan berkarya dalam pembangunan negeri tercinta ini.