Indonesia memiliki sejarah panjang soal pergantian kurikulum pendidikan. Tercatat sejak tahun 1974 hingga saat ini, pemerintah Indonesia telah melakukan 11 kali perubahan kurikulum pendidikan. Pergantian kurikulum pendidikan di Indonesia sebetulnya pasti bertujuan baik yakni ingin memperbaiki kualitas pendidikan. Bahkan para Ahli pun mengatakan hal serupa bahwa pergantian kurikulum itu harus dilakukan sesuai kebutuhan serta sesuai dengan perkembangan zaman.
Faktanya apa yang terjadi di Indonesia adalah pergantian kurikulum terjadi justru bernuansa politik yang mana perubahan kurikulum dilakukan bukan berdasar pada kebutuhan nyata dilapangan, alhasil setiap adanya pergantian kabinet pemerintahan yakni menteri pendidikan maka kurikulum pun bakal berganti juga menyesuaikan visi misi sang menteri, akibatnya para pendidik dan sekolah kesulitan melakukan penyesuaian ulang, dan mungkin butuh waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan.
Diperparah dengan minimnya dukungan sarana dan sumber daya di sekolah yang belum tentu memadai. Hal tersebutlah yang menjadikan kualitas pendidikan di Negara Indonesia masih ketinggalan jauh dibanding negara-negara tetangga lainnya, seperti Malaysia bahkan Singapura yang berada di sepuluh besar secara global.
Dari ranking survei PISA indonesia selalu menempati urutan 10 besar dari bawah. Dan jika dilihat trennya dari tahun ke tahun, skor yang didapatkan oleh siswa Indonesia terasa stagnan.
dok. OECD & PISA |
Tentunya Indonesia harus mau belajar dari negara yang sistem pendidikannya bagus, sehingga kualitas pendidikan kita bisa lebih baik sehingga punya SDM dengan kompetensi bekerja berskala global.
Menurut aku, salah satu kesulitan penerapan kurikulum pendidikan di Indonesia adalah soal administrasi yang ribet. Hal ini sempat aku rasakan sendiri saat menjadi pengajar praktek lapangan selama satu semester sebagai salah satu syarat mata kuliah.
Fokus pendidik sebelum mengajar terpecah menjadi dua yang mana mereka diwajibkan menyiapkan administrasi yakni membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan materi, bahan ajar dan mungkin media pembelajarannya. Belum lagi harus menyusun program semester, program tahunan, evaluasi, akreditasi pada waktu tertentu.
Pada akhirnya hal ini mungkin jadi menyebab berkurangnya kualitas mengajar seorang guru. Padahal menurut beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa siswa di Indonesia cenderung memiliki minat belajar yang tinggi.
Jadi, inilah mengapa Indonesia perlu mengadopsi kurikulum internasional pada sistem pendidikannya. Berikut ini peran kurikulum internasional pada sistem pendidikan di Indonesia. Padahal jika dilihat dari kompetensi bekerja lulusan Indonesia sangat bisa bersaing, namun soal kemampuan global life skill kita masih kalah dengan negara tetangga.
Peran Kurikulum Internasional Pada Sistem Pendidikan di Indonesia
Kurikulum Internasional punya peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sehingga nantinya penerus bangsa ini dapat bersaing dalam dunia internasional. Berikut ini merupakan beberapa keunggulan menerapkan kurikulum internasional dalam pendidikan di Indonesia.
Penguasaan Bahasa Asing
Salah satu hal positif dari penerapan kurikulum internasional adalah pelajar dapat menguasai bahasa asing, dalam hal ini bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional. Dengan mewajibkan hal tersebut tentunya siswa akan otomatis terdorong untuk menguasai bahasa asing dengan mengintegrasikan dalam pembelajaran siswa sehari-hari.
Saat kuliah aku punya teman masuk pada program studinya yang menyediakan kelas RSBI yang mana merupakan pendidikan internasional, jadi mereka mendapat buku rujukan berbahasa inggris dan bahkan dalam tugas akhirnya wajib ditulis dan dipresentasikan dalam bahasa inggris.
Dengan demikian tentu membuat siswa menjadi lebih siap dan percaya diri untuk menggunakan bahasa internasional saat bertemu orang dari berbagai negara.
Penekanan Pada Kurikulum Saintifik
Sebenarnya Indonesia juga telah menerapkan jenis kurikulum saintifik, hanya saja implementasinya yang kurang maksimal karena tanggung jawab administrasi tersebut. Berbeda dengan implementasi santifik pada kurikulum internasional yang memberikan kebebasan pada pendidik untuk menganalisa kebutuhan belajar siswa serta melakukan asesmen sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pada kurikulum nasional dapat ditemukan metode pembelajaran yang bersifat hafalan, sedangkan pada kurikulum internasional lebih memfokuskan pada project based dan studi kasus yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir tingkat lanjut siswa.
Mengenalkan Masyarakat Dunia
Masyarakat Indonesia pada umumnya sulit berperan dalam dunia global, hal ini pun terjadi pada kebanyakan siswa di Indonesia, dimana mereka tidak merasa sebagai bagian dari masyarakat dunia. Dengan kurikulum internasional secara tidak langsung siswa akan menyadari bahwa ia juga merupakan bagian dari masyarakat global.
Sehingga siswa akan lebih mudah untuk belajar memahami perbedaan budaya, kultur dan kebiasaan masyarakat di berbagai belahan dunia. Kemampuan seperti inilah yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi masa mendatang yang mampu berbicara di kancah internasional.
SDM Berdaya Saing Global
Sejak beberapa tahun terakhir kitatelah memasuki masa Asean Free Trade Agreement yang merupakan perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Tak mengherankan jika saat ini kamu dapat melihat begitu banyak brand/merek dari negara Asean yang hadir di pasar Indonesia.
Tentunya untuk bersaing dan meningkatkan penguasaan pasar di negara lain, kita butuh SDM yang punya kualitas dalam hal pengetahuan, kompetensi bekerja hingga basis pendidikan internasional agar kita punya SDM yang berdaya saing global.
Sampoerna University, Kampus Indonesia dengan Kurikulum Internasional
Sebetulnya beberapa tingkat pendidikan swasta banyak yang telah menggunakan kurikulum internasional. Dan pada tingkat pendidikan tinggi, salah satunya adalah Sampoerna University telah menerapkan secara mantap kurikulum berbasis internasional.\
Standar kurikulum internasional yang diterapkan pada Sampoerna University adalah kurikulum internasional dari Amerika Serikat. Amerika Serikat memang kerap dijadikan acuan oleh negara-negara lain terkait upaya meningkatkan kualitas pendidikan di negara masing-masing.
Sampoerna University diketahui berkolaborasi dengan University of Arizona, menawarkan program Double Degree dimana seorang mahasiswa dapat mendapat gelar sarjana dari dua kampus yakni University of Arizona dan Sampoerna University.
Proses pembelajaran di Sampoerna University mengutamakan pada kemampuan penguasaan kompetensi global yaitu critical thinking, creative, communication dan colaboration dengan menggunakan pembelajaran berbasis project dan studi kasus.
Sampoerna University memiliki 4 fakultas yaitu; fakultas seni dan ilmu pengetahuan, fakultas pendidikan, fakultas teknik dan teknologi serta fakultas bisnis. Yang menarik adalah sebanyak 94 persen dari lulusan Sampoerna University ini telah memperoleh pekerjaan dalam waktu kurang dari 3 bulan.
Dengan bergabung Sampoerna University membuka kesempatan kepada calon-calon penerus bangsa untuk bisa bersaing di dunia global dan tentunya punya wawasan yang tinggi.